Rabu, 07 Oktober 2009

Membentuk Mahasiswa Fateta yang lebih CERDAS, PEDULI, dan BERSAHABAT

Fakultas Teknologi Pertanian dapat dikatakan sebagai fakultas terbaik yang ada di Institut Pertanian Bogor. Hal ini terbukti dari beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Fateta, PITP misalnya. PIPT dapat pula dikatakan sebuah perpustakaan yang cukup elite dibandingkan perpustakaan IPB sekalipun. Lalu, ada pula Techno-Park, sebuah pilot plant yang bergerak dalam bidang agroindustry di IPB. Kantin SAPTA yang cukup ramai dikunjungi turut memberikan kontribusi kepada Fateta untuk menjadi salah satu fakultas terbaik di IPB. Selain itu, mahasiswa Fateta telah dipercaya dari tahun ke tahun sebagai mahasiswa IPB yang cukup aktif dalam menoreh prestasi-prestasi baik dalam ajang internal kampus, local, nasional, maupun internasional. Mahasiswa berprestasi IPB tahun 2009 adalah mahasiswa didikan Fakultas Teknologi Pertanian. Delegasi Indonesia dalam lomba pangan yang digelar di California beberapa bulan yang lalu pun merupakan mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian.
Akan tetapi indicator-indikator tersebut rasanya belumlah lengkap untuk sebuah gelar TERBAIK yang disandang oleh sebuah fakultas. Ada indicator lain yang diperlukan untuk melengkapi gelar tersebut. Indikator tersebut belum sepenuhnya tercapai sampai saat ini Fateta berdiri. Indikator apakah itu?? SOLIDARITAS dan SPIRITUALITAS. Solidaritas di Fateta menjadi suatu yang imajiner hanya ada dalam harapan beberapa orang dan terlintas dalam forum-forum kecil belum menjadi sebuah nilai yang tertanam kuat di semua stakeholders yang ada di Fateta. Bahkan nilai ini terancam punah dari hamparan kampus merah, dikarenakan semangat ash-shobiyah atas nama departemen yang begitu menggebu-gebu dan dipuja-puja pada semua tataran, baik tataran mahasiswa Fateta maupun dosen dan pegawai Fateta, apalagi alumni-alumni jebolan fakultas ini yang notabenenya dapat disebut sebagai produk kontaminan ash-shobiyah ini. Spiritualitas merupakan nilai kedua yang dirasa belum begitu melekat pada mahasiswa Fateta khususnya. Tingkat partisipasi mahasiswa Fateta dalam kegiatan keagamaan yang begitu rendah menjadi indicator kuat bahwa Fateta belum memiliki nilai spiritualitas yang baik. Banyak factor yang menyebabkan ini dapat terjadi. Bisa jadi penyebabnya ada dalam diri mahasiswa Fateta sendiri yang benar-benar enggan menghadiri kegiatan keagamaan yang ada di Fateta atau bisa jadi pula disebabkan oleh kurang optimalnya kinerja lembaga dakwah fakultas , Forum Bina Islami Fateta.
Oleh karena itu, berangkat dari dua nilai besar ini, konsep Masa Perkenalan Fakultas (MPF) Fateta 2009 disusun demi melakukan perubahan-perubahan demi Fateta yang lebih baik sehingga gelar ‘TERBAIK’ ini benar-benar disandang sepenuhnya oleh Fateta dan menjadi role model bagi fakultas lainnya. Dari semangat perubahan ini, lahirlah sebuah visi: ‘Menjadikan Fateta yang lebih CERDAS, PEDULI, dan BERSAHABAT’. Cerdas yang dimaksud disini adalah bukan hanya cerdas secara intelektual tetapi cerdas secara spiritual juga karena memang nilai spiritualitas-lah yang belum sepenuhnya dimiliki oleh mahasiswa Fateta. Indikator yang diharapkan dari nilai cerdas secara spiritual ini adalah mahasiswa Fateta memiliki keimanan yang baik dan terbina dalam bingkai TARBIYAH. Dalam aplikasinya nanti di lapangan, nilai spiritualitas ini akan coba ditanam dengan bantuan kerjasama dari Lembaga Dakwah Fakultas, Forum Bina Islami dan lembaga kerohanian lainnya bagi mahasiswa yang beragama non-Islam. Lalu, untuk nilai solidaritas, perlu disadari bahwa untuk menanamkan nilai solidaritas yang dapat melekat bukanlah suatu perkara yang mudah. Diperlukan metode-metode yang tersusun sistematis, konkrit, dan dinamis. Indikator yang cukup realistis, kira-kira dapat dicapai, untuk nilai solidaritas ini adalah tumbuhnya rasa kepedulian yang tinggi antar sesama mahasiswa Fateta dan kepedulian akan kondisi lingkungan sekitar. Indikator lainnya adalah terbentuknya tali persahabatan yang erat antar semua stakeholders di Fateta.
Ketiga nilai ini, CERDAS, PEDULI, BERSAHABAT akan diterapkan secara formal dan non formal dalam konsep MPF yang berbeda dari tahun sebelumnya. Dengan metode Accelerated Learning dan Cognitive Behavioral Therapy, ketiga nilai tersebut coba ditanam dengan kuat pada diri mahasiswa Fateta 45 baik pada hari sebelum dilaksanakannya MPF , berlangsungnya MPF maupun pasca MPF. Artinya penanaman ketiga nilai ini tidak dapat dilakukan secara parsial dan temporal saja melainkan harus dilakukan secara integral dan berkelanjutan agar nilai-nilai ini terinternalisasi dan akhirnya mengkristal dalam jati diri mahasiswa Fateta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar